Sabtu, 04 Oktober 2014

SEJARAH PERADABAN ISLAM


PERADABAN ARAB JAHILIYAH
Negeri Arabia adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian menjadi pusat Islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan Islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik, ekonomi dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama Islam.
A.      Keadaan Negeri Arabia
Negeri Arabia terletak di sebelah barat daya Asia, dan merupakan semenanjung yang dikelilingi laut dari jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia, dan Teluk Persia.
Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari Padang pasir (Sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
Para ahli geografi purba membagi Jazirah Arabia sebagai berikut:
a.    Arabia Petrikx, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah Syiria.
b.    Arabia Deserta, yaitu daerah Syiria sendiri.
c.    Arabiya Felix, yaitu Negeri Yaman, yang terkenal dengan nama “Bumi Hijau”.
Adapun ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai berikut:
1.      Arabia Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena disebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad, dan Samud. Di antara kabilah mereka yang termasyhur, yaitu Ad, Samud, Thasam, dan Jurham.
2.      Arab Baqiyah (Bangsa Arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.       Arab Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu Yaman. Di antara kabilah-kabilah mereka yang terkenal yaitu Juhram, Ya’rab, dan dari ya’rab ini terlahir suku-suku Kahlan dan Himyar.
b.      Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk Arabia, dari dusun sampai kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dan negeri Hijaz sampai ke lembah Syiria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena pada waktu Juhram dari suku Qhathaniyah mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta Ibunya, di mana kemudian Ibrahim as. dan putra-putranya  mempelajari bahasa Arab.
Dari merekalah kemudian timbul bermacam-macam kaum dan suku Arab, termasuk kaum Quraisy, yang tumbuh dari suku Adnan.
B.       Kerajaan-Kerajaan Arab
Sebelum Islam, di Negeri-negeri Jazirah Arabia, telah berdiri beberapa kerajaan, yang sifat dan bentuknya ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
a.    Kerajaan yang berdaulat, tetapi tunduk kepada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam negeri).
b.    Kerajaan tidak berdaulat, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut induk suku dengan kepala sukunya memiliki apa yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan yang sebenarnya.
Menurut A. Hasjmy, ada beberapa kerajaan Arabia yang berdaulat, di antaranya sebagai berikut:
1.        Kerajaan Makyan, kerajaan ini terletak di selatan Arabia, yaitu di kerajaan Yaman.
2.        Kerajaan Saba, kerajaan ini juga berdiri di daerah tanah Yaman, yang pada waktu kerajaan Saba ini menggantikan kerajaan Makyan.
Yang Kerajaan Saba sangat maju dan terkenal dalam sejarah, terutama terkenal dengan bendungan raksasa “Saddul Maarib”, sebagai bendungan raksasa pertama di dunia. Kerajaan Saba ini diabadikan di Al-Qur’an.
3.      Kerajaan Himyar, kerajaan ini terletak antara Aba dan Laut Merah, yang meliputi daerah-daerah yang bernama Qitban sehingga kerajaan ini kadang-kadang dinamakan kerajaan Qitban.
Daerah-daerah Yaman, di mana tempat berdirinya tiga kerajaan tersebut di atas, kemudian dijajah oleh kerajaan Habsyah (kerajaan Habsyah di bawah naungan kerajaan Romawi Timur), kemudian dijajah lagi oleh kerajaan Persia, di mana seluruh orang Habsyah dibunuh habis.
4.        Kerajaan Hirah, beberapa kabilah Arab yang tinggal dekat dengan perbatasan kerajaan Romawi dan Persia menganyam kemerdekaannya yang penuh. Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan yang mereka menganut politik bersahabat dengan kerajaan besar tetangganya (Romawi dan Persia). Di antara kerajaan kabilah itu, yaitu kerajaan Hirah.
Kerajaan Hirah ini dekat hubungannya dengan kerajaan Persia, sehingga akhirnya menjadi “wilayah” dari Kerajaan Persia. Hirah terletak di daerah Irak sekarang.
5.        Kerajaan Ghasan, Kerajaan ini terletak di daerah Syam sekarang. Kerajaan sangat rapat hubungannya Kerajaan Romawi Timur, sehingga satu waktu menjadi wilayah dari kerajaan Romawi.
6.        Kerajaan Romawi dan Persia tidak dapat menjajah Hijaz.
Penduduk Arab mempunyai satu agama, sedangkan aqidah itu bermacam-macam, yang menjadi pusatnya adalah mekkah.
7.        Mekkah, kota tempat berdirinya Ka’bah. Di sekeliling ka’bah didirikan berbagai patung berhala untuk disembah sebagai tuhan orang-orang Arab.
Pada mulanya Mekah dengan ka’bah dikuasai oleh Ismail, kemudian putra sulungnya, Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari kabilah Juhram. Kemudian kabilah juhram diganti oleh kabilah Khuza’ah yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma’arib, yang dapat berkuasa selama lebih kurang 300 tahun. Pada masa itu mereka banyak berbuat kesalahan terutama menimbulkan paham yang salah terhadap agama.
KEADAAN KAUM QURAISY
Pada abad V Masehi kaum Quraisy merebut pimpinan Mekah dan Kabah di Khuzaah. Di bawah pimpinan kaum Quraisy, dan waktu itu Mekkah menjadi maju.
Untuk men
Untuk megurus Ka’bah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum Quraisy. Pada zaman Abdul Muthalib, Mekah lebih maju dan sumur zamzam disempurnakan pemugarannya, yaitu pada tahun 540 M.
C.     Keadaan Politik
Masyarakat Arab pada zaman Jahiliah tidak memiliki pemerintahan seperti sekarang. Mekah hanya memiliki pimpinan yang mengurusi berbagai hal dalam keadaan perang dan damai. sering terjadi perang antarkaum, antarkabilah, dan antarasuku. Bahkan terkadang ada perang yang terjadi sampai puluhan tahun, misalnya:
1.      Perang Basus; perang ini terjadi antara kabilah Bakar dengan kabilah Taghlib selama 40 tahun, disebabkab hanya karena seekor unta.
2.      Perang Dahis; perang ini terjadi antara pimpinan suku Al-Ghubara dan suku Dhahis, juga selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa persoalan kecil.
3.      Perang Fujar;
Perang in terjadi kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, terjadi selama bulan haram, pada masa berlangsungnya “pasar ukhas”. Masalah perang hanya disebabkan masalah kecil, yaitu seekor unta yang disembelih.
D.       Keadaan Ekonomi dan Sosial
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari Padang Sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim khalifah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas khalifah dagang mereka menuju ke syariah.
Perdagangan yang paling ramai di kota Mekah yaitu selama musim “pasar Ukaz”, yaitu pada bulan dzuqaidah, Zuhijjah, dan Muharram. Adapun keadaan sosial mereka, terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula yang buruk. Segi0segi yang baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji, menghormati tamu, tolong-menolong antara anggota-anggota kabilah. Segi-segi buruk, misalnya merendahkan sejawat wanita, suka bermusuh-musuhan lantaran masalah sepele.  
E.       Kehidupan intelektual
Sekalipun Jazirah Arabia, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Bukti kecerdasan akal mereka dalam ilmu pengetahuan dan seni bahasa, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.        Ilmu astronomi. Bangsa Kaidan (Babylon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka telah menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia menyerbu negeri Babylon, sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab.
Dari merekalah orang-orang Arab mempelajari ilmu Astronomi.
2.    Ilmu Meteorologi. Mereka menguasai ilmu cuaca dan ilmu iklim (meteorologi) yang dalam istilah mereka waktu itu disebut al-anwa wa habbrurriyah atau istilah bahasa Arab modern adalah adh-dhawahirul Jauwiyah.
3.    Ilmu Mitologi. Ini semacam ilmu mengetahui beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa (seperti perang, damai dan sebagainya), yang didasarkan pada bintang-bintang. Seperti halnya orang-orang Arab purba, maka mereka pun menahankan bintang-bintang, matahari, dan bulan. Atas pemberitahuan dari tuhan nya maka mereka mengetahui sesuatu.
4.    Ilmu Tenung. Ilmu tenung juga berkembang pada mereka, dan ilmu ini dibawa oleh bangsa Kaldan (Babylon) ke tanah Arab kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dan kalangan mereka.
5.    Ilmu Thib (kedokteran). Ilmu thib ini berasal dari bangsa Kaldan (Babylon). Mereka mengadakan percobaan penyembuhan orang-orang sakit, yaitu menempatkan orang sakit di tepi jalan, kemudian mereka menanyakan kepada siapapun yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya, lalu di catat. Dengan percobaan terus-menerus akhirnya mereka mendapat ilmu pengobatan orang sakit.
Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh para tukang tenung, kemudian dukun (tabib) hingga akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari Babylon di ambil oleh bangsa lain, termasuk oleh orang-orang Arab, sehingga ilmu tersebut menjadi berkembang di kalangan bangsa Arab.
F.        Bahasa dan Seni Bahasa
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, bangsa Arab sebelum Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di “Pasar Ukhaz” diadakan deklamasi sajak yang sangat luas.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa kebudayaan mereka sangat maju.
a.       Khitaban
Khitaban (retorika) sangat maju, dan inilah satu-satu alat komunikasi yang sangat luas medannya. Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahiliah pun sangat fasih berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
b.      Majlis Al-Adab daN Sauqu Ukaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliah, yaitu mengadakan majelis atau nadwah (klub), di tempat inilah mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, bertukar-menukar berita dan sebagainya. Terkenallah dalam karangan mereka “Nadi Quraisy” dan “Darun Nadwah” yang berdiri di samping Ka’bah.
Di samping itu, mereka mengadakan aswaq (pekan) pada waktu tertentu, di beberapa tempat dalam negeri Arab. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah para saudagar dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, ahli pidato dengan khotbah-khutbahnya, dan sebagainya adapun yang sangat terkenal di antara aswaq mereka yaitu Sauqu Ukaz “Pekan Ukaz” diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju Thaif.   
Referensi: Drs. Samsul Munir, M.A, Sejaran Peradaban Islam,2009
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar